Mimpi besar kami adalah memiliki anak.
Dan alhamdulillah aku positif dan dinyatakan hamil oleh dokter setelah sembilan bulan menikah.
Dan yang lebih bahagia kami bisa membeli rumah di usia kandungan 2 bulan.
Sungguh sangat bahagia.
Lalu bagaimana cerita kami hingga memiliki rumah, cekidot...
Aku dan suami memang ingin mencari hunian, meski kecil tapi nyaman di tempatin. Terkadang brosur rumah hanya bisa kami bawa tidur saat harga yang tertera sekitar 400jtan. Yups, harga itu adalah harga yang relatif untuk rumah yang berada di area perumahan.
Setiap ke pusat perbelanjaan gak pernah kami absen untuk mengambil brosur di stand perumahan. Selalu kami kalkulasikan dengan pendapatan kami perbulan termasuk biaya bulanan. Hasilnya kami harus menabung lebih keras.
Perekonomian keluarga kami tergolong sederhana, bahkan sangat sederhana. Kami tinggal di rumah orangtua yang kami gak perlu membayar biaya sewa, air, dan listrik. Untuk makan, kami makan seadanya. Setiap berangkat kerja kami selalu membawa bekal, meski nasi dan hanya berlaku telor dadar saja, bagi kami itu sudah cukup mengenyangkan. Bahkan teman kantor aku menanyakan apakah tidak seret makan kering. Begitupun teman kantor suami bahkan bilang suami aku miskin. Kami gak pernah ambil pusing bagi kami itu hanya candaan.
Uang gaji kami selalu kami tabung, memang sebagian kami jajan kan tapi kami bukan orang yang suka jajan. Kami pernah iri juga lihat teman teman kami di media sosial yang tiap weekend jalan jalan, nonton bioskop, makan di kafe, belanja baju kekinian, gadget yang selalu baru. Tapi kami sadar, keirian kami cuma nafsu. Kalau saya beli baju kekinian mau taruh dimana tuh baju, lemari sudah full (maklum aku punya kakak perempuan yang notaben nya suka memberi baju karena kakak gak suka lagi), mau nonton di bioskop bisanya cuma weekend yang harganya 50rb per orang, mau makan di kafe yang sekali makan berdua bisa habis sekitar 100rbuan.
Pelit banget...
Iya mungkin bisa tergolong sifat itu, lantas gak pernah jajan...
Pernah donk..
Jajan kami yang bisa dimakan rame rame seperti martabak, terang bulan, Cake nya artis, dll
Beli baju, ya kami beli baju satu tahuuun sekali.
Belanja di supermarket, kami belanja juga pas ada promo atau diskon... misal minyak goreng, sosis, nugget, dll yg sering diskon di giant tiap weekend.
Alhasil tiap bulan saldo tabungan bertambah.
Pernah putus asa dan akhirnya mau membeli rumah jokowi, namun karena belum ada yang srek lantaran jauh. Akhirnya berkas yang sudah kami siapkan kami tahan.
Hingga akhirnya, 08 Februari 2017 ada brosur perumahan yang lagi diskon 50%, rumah dengan tipe harga 400jtan. Berada di perumahan dengan developer yg cukup ternama di kota kami. Bisa dibayangkan.... dengan sistem Cash.
Tabungan kami alhamdulillah mencukupi sebagian lebih banyak... sisanya ada banyak yang mensupport tanpa riba pula.
Tanggal 09 Februari 2017 kami kumpulkan tabungan, mencairkan deposito yang setahun belum dicairkan lumayan ternyata.
Hingga di tabungan hanya sisa 200rbuan. Kami akhirnya bisa membeli 1 unit rumah yang diskon memperingati hari ulang tahun kota kelahiran kami.
Akhirnya rumah dibeli, dan tabungan sangat berkurang. Lalu selanjutnya yang kami pikirkan dana persalinan. Dan akhirnya kami harus mengencangkan ikat pinggang agar kami bisa menabung kembali untuk persalinan dan Aqiqah anak kami nanti.
Sekian dulu...
No comments:
Post a Comment